Media
Massa dari dahulu merupakan merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan
bagi setiap orang, baik itu dalam hal menyampaikan suatu berita ataupun dalam
hal memberi hiburan. Sebenarnya pada saat ini, Media Massa terbagi menjadi 2
yaitu Media Massa Lama dan Media Massa Baru.
Didalam Media
Massa konvensional (arus lama) terdapat buku, koran / majalah / radio, televisi
dan film. Sedangkan Media Massa Baru hanya terdapat internet sebagai new media.
Media Massa
sangat berfungsi dalam hal memberikan;
- Informasi,
- Edukasi,
- Hiburan
- Membentuk opini publik / control social à Lazim disebut sebagai ”The Fourth Estate” atau Pilar Demokrasi Keempat
Memahami Cara Kerja Media Massa
- Media massa arus utama (konvensional) seperti koran/majalah, TV dan radio punya agenda sendiri: mengutamakan yang memiliki nilai berita tinggi.
- Ada soal framing, agenda setting, dan priming.
- Kompetensi wartawan bervariasi.
- Jurnalisme FAKTA à Jurnalisme MAKNA.
- Jurnalisme Investigatif à Jurnalisme DATA
Tantangan Media Konvensional
- Pembaca koran seperti Kompas makin tua
- Sirkulasi yang stagnan bahkan menurun
- Persaingan media cetak vs televisi dan online
- Kelas menengah yang mulai beralih dari media cetak ke media digital (online)
- Perubahan gaya hidup generasi muda
- Membanjirnya informasi
- 3 M (Multi-platforms, Multi-channels, Multi-media)
Menurut
padangan Negroponte, 1995. Era Media Baru dan Media Sosial ditandai dengan perkembangan Internet dan teknologi
digital, yang merupakan lompatan dan revolusi. Masyarakat informasi pun menjadi
masyarakat dengan kultur digital.
Ciri-Ciri Media Baru
Menurut Straubhaar et al. (2012), ada enam ciri media
baru:
1) Digital: digitalisasi terbukti dapat meningkatkan kualitas transmisi
2) Interactive (Interaktif): Sekarang ada TV, iklan, website interaktif
1) Digital: digitalisasi terbukti dapat meningkatkan kualitas transmisi
2) Interactive (Interaktif): Sekarang ada TV, iklan, website interaktif
3) Social media (Media sosial): Yaitu media
yang isinya diciptakan dan didistribusikan lewat interaksi sosial.
4) Asynchronous Communication (Komunikasi
asinkronik): Konsumsi media bisa dilakukan sesuai waktu yg enak bagi tiap orang
5) Narrowcasting (Menyebar secara
sempit): Kini program siaran TV dan radio dapat dipesan secara khusus sesuai
selera pribadi-pribadi.
6) Multimedia: Media-media lama seperti
surat kabar dan majalah kini dapat menciptakan platform multimedia dengan video
on demand, jurnalisme warga (citizen journalism) dan lain-lain.
Menurut Lister et al (2009), karateristik media baru:
digital, interaktif, hipertekstual, virtual, berjaringan, dan tersimulasi (simulated).
Media Sosial di Indonesia
Saat ini masyarakat Indonesia termasuk salah satu
pengguna media sosial yang tertinggi di dunia:
Hingga tahun 2012 (Nugroho dan Syarief, 2012):
Pengguna Twitter
> 19,5 juta akun
FaceBook: 42,5
juta
Blog: 5,3 juta
Media Sosial: Ruang Publik Baru?
Utopian: Media sosial dibayangkan oleh mereka yang optimis,
sebagai ruang publik baru yang basis egalitariannya ada. Lewat interaktivitas
dan partisipasi banyak pihak di dalamnya, diharapkan media sosial menjadi ruang
publik yang terbuka dan berfungsi memerdekakan ruang dari sekat2 dan penindasan
ideologis oleh satu pihak ke pihak yang lain.
Dystopian: Media sosial
gagal menjadi ruang publik baru yang diidealkan Habermas karena di dalamnya
memuat kepentingan-kepentingan yang meniadakan kepentingan lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar