Rabu, 21 September 2016

Media Lama dan Media Baru

                                                    

Media Massa dari dahulu merupakan merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan bagi setiap orang, baik itu dalam hal menyampaikan suatu berita ataupun dalam hal memberi hiburan. Sebenarnya pada saat ini, Media Massa terbagi menjadi 2 yaitu Media Massa Lama dan Media Massa Baru.


Didalam Media Massa konvensional (arus lama) terdapat buku, koran / majalah / radio, televisi dan film. Sedangkan Media Massa Baru hanya terdapat internet sebagai new media.

Media Massa sangat berfungsi dalam hal memberikan;
  • Informasi,
  • Edukasi,
  • Hiburan
  • Membentuk opini publik / control social à Lazim disebut sebagai ”The Fourth Estate” atau Pilar Demokrasi Keempat

Memahami Cara Kerja Media Massa
  • Media massa arus utama (konvensional) seperti koran/majalah, TV dan radio punya agenda sendiri: mengutamakan yang memiliki nilai berita tinggi.
  • Ada soal framing, agenda setting, dan priming.
  • Kompetensi wartawan bervariasi.
  • Jurnalisme FAKTA à Jurnalisme MAKNA.
  • Jurnalisme Investigatif à Jurnalisme DATA

Tantangan Media Konvensional
  • Pembaca koran seperti Kompas makin tua
  • Sirkulasi yang stagnan bahkan menurun
  • Persaingan media cetak vs televisi dan online
  • Kelas menengah yang mulai beralih  dari media cetak ke media digital (online)
  • Perubahan gaya hidup generasi muda
  • Membanjirnya informasi
  • 3 M (Multi-platforms, Multi-channels, Multi-media)

Menurut padangan Negroponte, 1995. Era Media Baru dan Media Sosial ditandai dengan perkembangan Internet dan teknologi digital, yang merupakan lompatan dan revolusi. Masyarakat informasi pun menjadi masyarakat dengan kultur digital.


Ciri-Ciri Media Baru
Menurut Straubhaar et al. (2012), ada enam ciri media baru:
      1) Digital: digitalisasi terbukti dapat meningkatkan kualitas transmisi
      2) Interactive (Interaktif): Sekarang ada TV, iklan, website interaktif
3) Social media (Media sosial): Yaitu media yang isinya diciptakan dan didistribusikan lewat interaksi sosial.
 4) Asynchronous Communication (Komunikasi asinkronik): Konsumsi media bisa dilakukan sesuai waktu yg enak bagi tiap orang
5) Narrowcasting (Menyebar secara sempit): Kini program siaran TV dan radio dapat dipesan secara khusus sesuai selera pribadi-pribadi.
6) Multimedia: Media-media lama seperti surat kabar dan majalah kini dapat menciptakan platform multimedia dengan video on demand, jurnalisme warga (citizen journalism) dan lain-lain.
Menurut Lister et al (2009), karateristik media baru: digital, interaktif, hipertekstual, virtual, berjaringan, dan tersimulasi (simulated).


Media Sosial di Indonesia
  Saat ini masyarakat Indonesia termasuk salah satu pengguna media sosial yang tertinggi di dunia:
  Hingga tahun 2012 (Nugroho dan Syarief, 2012):
  Pengguna Twitter   > 19,5 juta akun
  FaceBook:  42,5 juta
  Blog:  5,3 juta




                        
  

Media Sosial: Ruang Publik Baru?
Utopian: Media sosial dibayangkan oleh mereka yang optimis, sebagai ruang publik baru yang basis egalitariannya ada. Lewat interaktivitas dan partisipasi banyak pihak di dalamnya, diharapkan media sosial menjadi ruang publik yang terbuka dan berfungsi memerdekakan ruang dari sekat2 dan penindasan ideologis oleh satu pihak ke pihak yang lain.
Dystopian: Media sosial gagal menjadi ruang publik baru yang diidealkan Habermas karena di dalamnya memuat kepentingan-kepentingan yang meniadakan kepentingan lawan.


                      
                           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar