Sabtu, 10 September 2016

Jurnalisme dan konvergensi media


Seiring berkembangnya teknologi di dunia, membuat media massa seperti media cetak, radio, dan televisi melakukan konvergensi media. Konvergensi media itu sendiri adalah penggabungan berbagai jenis media yang sebelum nya terpisah dan berbeda menjadi suatu media yang satu.
Topik yang kami bahas pada hari Kamis tanggal 8 September 2016 yang lalu adalah jurnalisme dan konvergensi media, dibawakan oleh Rifa Nadia Nurfuadah selaku redaktur Okezone.com .
Jika kita telusuri kembali, jumlah penduduk di Indonesia berada pada angka 269.000.000 sedangkan yang memiliki handphone mencapai angka 326.500.000, hal tersebut menunjukan bahwa setiap orang bisa memiliki handphone lebih dari 1, melainkan 2 atau 3 handphone.  Dengan adanya jaringan internet pada handphone  zaman sekarang, membuat khalayak lebih memilih untuk mencari informasi melalui jaringan internet dibandingkan dari media cetak maupun televisi. 
Namun sayangnya, saat ini khalayak lebih percaya kepada media sosial ketimbang media massa, terkadang khalayak menelan bulat-bulat berita yang ada di media sosial tanpa disaring terlebih dahulu.
Berita bukan hasil akhir sebuah disiplin verifikasi jurnalistik, justru proses verifikasi itu berita.  Kita harus memastikan ke sumber-sumber yang tidak bersalah, selain ke narasumber, kita sebagai jurnalis juga harus verifikasi kepada pihak yang bersangkutan seperti jaksa dan polisi. Dengan kata lain adalah proses klarifikasi tsb lah yang merupakan kegiatan jurnalistik yang kemudian akan menjadi berita yang akurat dan sesuai fakta.
Selain itu, sebagai jurnalis kita juga wajib memiliki kreaitifitas, dalam mencari berita dan memasukan foto atau gambar ( dalam hal ini pengaturan dalam edit foto agar menarik seperti tingkat keterangan dan tingkat kejelasan foto maupun gambar ).  Sebagai contoh selebgram yang sedang menjadi omongan yaitu AWKARIN, salah satu hasil konvergensi media yaitu instagram menjadi peluang baginya dalam mencari nafkah, kuncinya tidak lain dan tidak bukan adalah ke-kreatifitasannya dalam mengatur feed maupun foto yang diunggah.
Salah satu hasil konvergensi media lainnya adalah Koran, seperti Koran kompas, kompas sudah memiliki Koran online yaitu www.kompas.com dimana kita bisa melihat teks, gambar, audio, dan video. Hal ini disebut konvergensi media, karena semua media digabungkan menjadi satu seperti audio yang biasanya diunggulkan pada media radio, video yang biasanya diunggulkan pada televisi, serta teks dan gambar yang biasanya diunggulkan pada media cetak. Media massa saat ini telah berkembang menjadi multiplatform.  Semua media berlomba-lomba dalam mewujudkan kreatifitasnya agar dapat memenuh kebutuhan khalayak.
Okezone memanfaatkan konvergensi media dengan cara berikut : di website yang dimiliki okezone yaitu www.okezone.com memiliki berbagai portal berita mulai dari lifestyle, news, dll. Selain itu pula, okezone juga membuat forum warung kopi  dimana khalayak bisa membaca, mengobrol, bahkan live streaming.
Selain forum tsb, okezone juga rutin mendatangkan narasumber seperti artis maupun pejabat untuk menggali informasi lebih dalam.
Semua media massa mengeluarkan produk kreatif mereka seakan-akan menyampaikan pesan kepada khalayak :  “Kalo semua ada di kita, yauda kita aja, tidak perlu mencari ke yang lainnya.” Konvergensi media mendorong media untuk serba ada.
Disamping jurnalisme, media online hasil konvergensi media inipun juga menciptakan peluang kerja, seperti orang yang menyukai foto bisa bekerja sebagai fotografer. Begitupula orang yang berprofesi sebagai wartawan bisa menjadi jurnalisme online, namun disini pembicara memberikan beberapa tips untuk para mahasiswa yang dikemudian hari berniat untuk melakoni profesi wartawan, salah satunya adalah ‘kepo’ atau serba ingin tahu, contohnya mencari foto-foto yang belum dipublikasikan di media seperti foto Jessica kasus kopi Vietnam, saat berada di sel tahanan, kegiatannya, dsbnya.
Selain ‘kepo’, wartawan juga harus mencari berita yang baru, unik, dan umum. Serta siap siaga dalam mengambil foto atau meliput berita.

Namun walau begotu, media online ini juga memiliki dasar-dasar penulisan salah satunya adalah ide, ide tersebut kemudian akan dijabarkan kembali menjadi kecil-kecil dan dibuat judul serta sub judul, yang kemudian akan dimasukkan ke dalam teori dan dianalisis. Yang kedua yaitu sistematis, satu-satu, data-data diatur dengan penuh,serta focus, lebih baik bila 1 ide 1 paragraf. Yang terakhir yaitu kecepatan menulis berita, media online harus terus diupdate sesuai waktu kejadian, sehingga jurnalis online biasanya dituntut untuk mengetik cepat dan mengirimkan hasil laporan berita melalui telepon atau email.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar