Rabu, 30 November 2016

The Future of Communication

Komunikasi pada dasarnya merupakan aktivitas yang selalu dilakukan oleh setiap manusia. Secara sederhana, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan antara komunikator kepada komunikan. Perkembangan media komunikasi dewasa ini begitu pesat. Begitu pula mengenai dunia fotografi.

Communication’s future = Future of human evolution. Seiring dengan berkembangnya evolusi manusia, komunikasi yang digunakannya juga semakin berkembang ke arah yang lebih baik.

Fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Kebanyakan jika anda mencari pengertian fotografi jawabannya hampir sama semua yaitu proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Tetapi yang paling utama adalah bagaimana cara mendalami seni fotografi.



Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Dalam dunia fotografi kita tak luput dari dunia televisi, koran, majalah dan lain-lain, misalnya contoh dalam cover majalah, yang terpenting adalah modelnya tidak menutupi tulisan judul-judul artikel yang diletakkan di cover. 



Femina adalah nama majalah wanita yang berasal dari Indonesia yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1970. Seperti kita tau bahwa majalah Femina nama brandnya tertutup oleh modelnya. Mengapa hal itu bisa terjadi?  Karena Majalah Femina sudah terkenal sejak dulu sehingga masyarakat sudah mengetahui bentuk tulisan dari majalah tersebut sehingga walaupun tulisannya tertutup, masyarakat tetap tahu bahwa itu Femina.

Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup, hal ini dimulai semenjak munculnya era digital dan berkembangnya sosial media.




Apapun profesi anda saat ini yang paling penting adalah harus berpikir secara  kreatif. Kita harus belajar untuk berpikir out of the box. Tujuannya untuk menggapai kesempatan yang ada. Apabila cara berpikir kita sama dengan orang lainnya maka kesempatan akan berkurang. Apabila telah berpikir kreatif namun tetap tidak ada peluang maka kita harus membuat perubahan. Peluang akan muncul apabila kita membuat perubahan.

Dalam ini kita dapat menarik kesimpulan menarik dari Pak Kukuh Sanyoto selaku dosen Universitas Indonesia menyampaikan bahwa “Creative is the future. Freedom to create anything. Think out of the box. Be different! You make your own future.”

Rabu, 23 November 2016

FUTURE COMMUNICATION by Kukuh Sanyoto

Kultur digital dan struktur sosial yang secara menyeluruh tenggelam dalam berbagai jaringan komunikasi akan berbeda secara signifikan dari yang telah sering kita gunakan. Tranformasi ini akan menjadi krusial (penting) dalam hal menyatukan kedua kubu publik dan privat.


Dalam masyarakat pra-industri lingkup publik dan swasta tidak secara tegas terpisah dibandingkan dengan saat ini. Industrialisasi membagi masyarakat ke dalam dua alam yang berbeda. Lingkup publik menjadi ruang untuk produksi, perdagangan dan wacana politik, ditandai dengan rasionalitas yang berorientasi pada tujuan, sifat umum dan etika protestan. Hubungan pribadi, emosi, kegiatan rekreasi dan konsumsi – didorong oleh etika romantic – terbatas dalam lingkup pribadi.

            Sepanjang era masyarakat informasi industri moderen dan postmoderen yang menjadi pusat perhatian dan tema kritik sosial adalah penyebaran fitur rasional, impersonal dan “dingin” dari ruang publik ke swasta. Selanjutnya, lembaga masyarakat modern / postmoderen tidak mampu menyediakan dari era ini ‘terkait dengan keterasingan.



            Sebelum internet dan penyebaran besar aplikasi, pengalaman subjektif rakyat dan perasaan-perasaan, hubungan pribadi, dan kegiatan yang memotivasi dalam diri manusia tersisa untuk diri mereka sendiri. Mempublikasikan atau mengkomersilkan produk dari kegiatan pribadi terlalu mahal dalam bentuk uang, waktu dan usaha. Saat ini, dengan bantuan yang ditawarkan oleh internet dan media sosial, masyarakat dapat mempublikasikan konten yang mereka produksi sendiri dan menerima publikasi dari orang lain pula. Dan secara keseluruhan memperoleh konten yang terpengaruh oleh etos pribadi.

            Dalam waktu dekat tren ini akan menyebar pada produksi material juga. Berkat teknologi manufaktur digital seperti printer 3D dan laser pemotong. Dengan legitimasi yang diberikan oleh publisitas, ekspresi diri dan subyektif pengalaman yang berarti dan hubungan akan menjadi berbeda dan bahkan menjadi bagian dominan dari kultur dan ekonomi, dari cara kita untuk menghargai dunia di sekitar kita dan bertindak di dalamnya.


            Dalam hal hiburan dan waktu luang, dunia 3D menyediakan baik cara untuk meningkatkan kegiatan tua dan tradisional dan sarana untuk mengembangkan yang baru dan menyenangkan. Contoh yang terakhir adalah aplikasi yang akan memungkinkan seseorang untuk meraih pengalaman misalnya kimia atau agama yang tinggi tanpa menyalahgunakan apapun. Mungkin 3D bahkan bisa menggantikan kecanduan berbahaya? Dunia 3D memnuka pintu baru dan menarik untuk seni juga. Film 3D yang dipelopori oleh James Cameron yang berjudul Avatar, dan teater 3D yang sudah biasa. Selain itu, pesan pendidikan terkandung dalam film 3D mungkin akan disalurkan juga, mengakreditasi kepada media yang mengesankan.

            Perkiraan setelah munculnya media baru akan membawa dampak positif yang besar bagi dunia. Namun tak dipungkiri, bahwa tentu akan ada sisi negatif pula dari munculnya media baru ini. Tetapi ekspektasi manusia terhadap terlebih besar dibandingkan kegelisahan mereka untuk mengantisipasi dampak yang menyimpang tersebut.
            

Rabu, 16 November 2016

5R DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI

RANGKUMAN KAPITA SELEKTA
10 NOVEMBER 2016
DOSEN PENGAJAR : MAMAN SUHERMAN

Jika biasanya kita mengenal syarat berita dan informasi adalah 5W + 1H, maka dalam penyampaian materi kuliah yang diberikan, ditambahkan pula teori 5R.

5 R

RESEARCH

Research dalam hal ini adalah bahwa sebelum kita ingin memuat sebuah topic berita atau informasi yang ingin disampaikan, maka kita harus melakukan research yang dalam akan informasi tersebut jadi kita benar benar paham akan informasi yang sedang kita teliti.

READ

Buku adalah jendela dunia. Dari buku sumber informasi apapun dapat kita dapatkan dengan lengkap dan akurat. Apabila kita memiliki wawasan yang luas, kita dapat lebih kritis dan kompeten dalam menerima informasi. Buku dapat menjadi sumber pengetahuan yang dapat mendukung wawasan.

RELIABLY

Reliably artinya kita harus dapat menjadi sumber yang dipercaya atau orang yang bisa diandalkan. Sumber yang terpercaya akan otomatis mengahasilkan brita atau informasi yang benar dan akurat yang tidak hanya memuat berita demi kepentingan tertentu semata.

REFLECTING

Reflecting artinya dalam segala hal kita melihatnya dari berbagai sudut pandang. Jadi apapun yang kiita terima, bukan mengenai salah atau benar. Namun semuanya bergantung pada sudut pandang setiap orang. Apa yang dilihat benar, belum tentu dianggap benar maupun sebaliknya.

W( R )ite

Semua informasi yang kita dapatkan, hanya akan bertahan apabila semuanya kita tuangkan di dalam tulisan. Menulis akan membuat apa yang kita pikirkan tersalurkan dalam bentuk nyata. Menulis harus menjadi kesenangan terlebih kepada kita semua yang berada di bidang ilmu komunikasi.

Rabu, 09 November 2016

PENYIARAN DALAM BERBAGAI REGULASI DI INDONESIA


Mata kuliah kali ini dibawakan oleh Paulus Widianto selaku Ketua Masyrakat Cipta Media. Beliau ikut andil dalam proses pembuatan Undang Undang penyiaran. Pada dasarnya Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran
Dalam dunia penyiaran terdapat undang-undang :
Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran (28 Desember 2002) dibahas oleh DPR-RI periode 1999-2004;
Undang-Undang No. 36/1999 tentang Telekomunikasi (8 September 1999) dibahas oleh DPR-RI periode 1997-1999;
Undang-Undang No. 40/1999 tentang Pers (23 September 1999) dibahas oleh DPR-RI periode 1997-1999;
Undang-Undang No. 33/2009 tentang Perfileman dibahas oleh DPR-RI periode 2004-2009
Berikut prinsip universal dalam dunia penyiaran :
Kebebasan Pers (Freedom of the press);
Kebebasan Berekspresi (Freedom of expression); kebebasan berbicara (freedom of speech);
Kebebasan atas Informasi (Freedom of Information);
Hak atas Peradilan yang Adil (Fair Trial);
Azas Praduga Tak Bersalah
(Presumption of Innocence);
Pelindungan Privasi (Privacy Protection);
Pelindungan Data Pribadi
(Personal Data Protection);
Tentunya dalam penyiaran ada manfaat dan tujuan yang terkandung :
Media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial;
Dua sisi penting penyiaran: fungsi ekonomi dan kebudayaan.
Konsep-konsep: mata rantai nilai-nilai (produksi program siaran, transmisikan siaran, distribusi/delivery, re-distribusi);
Penyiaran sebagai kegiatan ekonomi (broadcasting economies);
Penyiaran sebagai produksi kultural (cultural industries).
Lembaga Penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Contoh lembaga penyiaran salah satunya adalah prambors radio, gen fm, el shinta, dll.
Namun dalam membuat suatu lembaga penyiaran terdapat perijinan tertentu :
IPP adalah hak yang diberikan oleh negara kepada lembaga penyiaran untuk menyelenggarakan penyiaran;  jangka waktu penyiaran radio 5 tahun; penyiaran televisi 10 tahun; IPP dapat diperpanjang atau dicabut.
Teori Pemberian IPP: command and control, first-in first-served, lotere, beauty-contest, tender/lelang, mixed-methods.
FRB: bila di satu daerah ada beberapa pemohon IPP, maka dilakukan metode “beauty-contest” dalam suatu sistem “comparative hearings” untuk menghasilkan pemohon yang “best-qualified” sebagai lembaga penyiaran di daerah atau wilayah siaran yang bersangkutan.




Hasil gambar untuk PENYIARAN DALAM BERBAGAI REGULASI DI INDONESIA

Rabu, 02 November 2016

Komunikasi Politik

Pada dasarnya Definisi Komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.

Komunikasi Politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara "yang memerintah" dan "yang diperintah".





Politik berasal dari kata “polis” yang berarti “negara kota”, yaitu secara totalitas merupakan kesatuan antara Negara (kota) dan masyarakatnya. Kemudian kata ‘polis’ ini berkembang menjadi ‘politikos’ yang artinya kewarganegaraan. Dari kata ‘politikos’ menjadi ‘politera’ yang berarti hak-hak kewarganegaraan. Dengan ini pengertian politik menjadi lebih luas, yaitu pelaksanaan hak -hak warga negara dalam turut serta dan berperan dalam turut serta dan berperan dalam mengambil bagian pada pemerintahan (Sumarno, 1989: 8). 

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

Komunikasi politik banyak menggunakan konsep-konsep dari ilmu komunikasi oleh sebab, ilmu komunikasi memang berkembang terlebih dahulu ketimbang komunikasi politik. 

Komunikasi Politik memiliki 3 kategori
1.     Politisi              : dimana orang bercita-cita untuk memegang jabatan pemerintah, seperti aktivis parpol, parlemen, menteri, dll.
2.     Profrsional       : orang yang menjadikan komunikasi sebagai nafkah pencahariannya baik dari dalam maupun dari luar politik. Terdiri dari jurnalis (wartawan, penulis) dan promotor (humas, jurubicara, dll)
3.     Aktivis             : sebuah kepentingan organisasi yang mencita-citakan jabatan pemerintahan dalam komunikasi. Misalnya tokoh informal masyarakat yang dipercaya publik.





Suatu individu atau kelompok dalam memenuhi hak dan kewajibannya sebagai seorang politik. Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti indonesia saat ini adalah perkembanggan demokrasi. Diketahui Indonesia termasuk negara yang demokrasi.

Sistem demokrasi yang dijalankan oleh suatu negara tentu memberikan dampak positif dan negatifnya . Dampak positifnya adalah demokrasi memberikan harapan dalam emnciptakan suatu kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan . Tetapi dampak negatif dari sistem ini adalah dapat meningkatnya angka pengangguran, kemacetan lau lintas, korupsi dan lain sebagainya . 

Didalam politik teman biasa menjadi lawan, lawan bisa menjadi teman. Contoh salah satunya ‘Anies Baswedan’ mantan Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan. Awalnya 'Anies Baswedan' pro kepada Jokowi-Ahok, tetapi sekarang menjadi lawan di pemilihan pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Contoh isu hangat saat ini, yaitu pilkada dki Jakarta 2017 mendatang dengan calon 3A (Ahok, Agus, Anies) dan 3S (Sandiaga, Syaefullah, Sylviana). 




Sejarah kemunculan pers di Indonesia yang sangat terkait erat dengan perannya sebagai media partai. Bagaimana Kompas yang awalnya berdiri sebagai media Partai Katolik Indonesia belakangan memiliki kedekatan dengan partai PDIP. Hal ini menurutnya karena PDIP dianggap sebagai tim sukses Partai Katolik Indonesia melalui peleburan berbagai partai pada era orde baru. Contoh lain datang dari Tempo, majalah dengan idealisme pluraisme dan perjuangan HAM yang kuat.

Terdapat 4 Motif Komunikasi Politik
1.     Motif Politik                : Kepentingan politik pemilik stasiun TV.
2.     Motif Ekonomis            : Hanya mementingkan ratting/ share.
3.     Motif Ideologi             : Memiliki Relasi Ideologi dari pemilik TV.
4.     Motif Idealisme           : Berusaha untuk netral tidka memihak siapapun.

Pemberitaan media untuk menjelaskan terjadinya keberpihakan media, misalnya dalam kasus perbedaan pemberitaan TV One dan Metro TV ketika pilpres 2014. Keempat motif tersebut meliputi: motif politik, motif ekonomi, motif ideologi, dan motif idealisme.



Selasa, 18 Oktober 2016

PERAN DAN MANFAAT IKLAN

Periklanan memiliki peran cukup besar dalam kehidupan manusia. Tanpa disadari, perkembangan iklan hampir sebanding dengan perkembangan teknologi dan internet. Iklan konvensional dan iklan zaman modern sangat besar perbedaannya. Pihak – pihak kreatif dari setiap agensi periklanan semakin canggih cara berpikirnya dalam menciptakan sebuah iklan yang tentunya memiliki tujuan utama yaitu memikat perhatian , yang sekaligus menghibur penontonnya.

Tak hanya itu saja, dalam menciptakan sebuah iklan, pihak kreatif bertugas untuk menciptakan product branding dalam benak penontonnya. DImana setiap kali konsumen menonton iklan tersebut, mereka akan teringat pada produk yang diiklankan didalamnya. Beberapa brand yang telah sukses dalam merebut product branding yaitu Aqua, Indomie, Odol, dan masih banyak lagi. Setiap pengiklan berusaha sedemikian rupa untuk menciptakan iklan yang memasarkan produk klien mereka itu dengan sekreatif mungkin agar mencuri perhatian pemirsan tersebut.




Namun di sisi lain, sebuah iklan memiliki tiga fungsi utama yakni untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan. Hal ini memiliki arti bahwa sebuah pengiklan selain hanya memasarkan produk, mereka tidak boleh lupa dengan unsur-unsur yang harus mereka masukkan ke dalam iklan tersebut. Karena hal tersebut merupakan hal esensial paling utama dalam membentuk sebuah iklan. Apabila sebuah iklan tidak memiliki upaya yang mengandung ketiga unsur tersebut, maka sebuah iklan dianggap gagal.

Seorang pengiklan memiliki beberapa alasan untuk beriklan, yakni untuk merubah image, mendukung kegiatan distributor, memberi insentif, menangkal kegiatan pesaing, memperkenalkan produk baru, menarik kembali konsumen, memberi informasi atau merek, menciptakan kesadaran akan merek, menarik minat dan perhatian, mendorong & meningkatkan penjualan, dan membangun loyalitas. Hal yang perlu diiklankan oleh seorang pengiklan adalah mereka harus mengkomunikasikan sesuatu yang baik, indah, dan penting perihal produk dan perusahaan.

Terpapar lima tahap dalam membentuk benak setiap konsumen. Tahap pertama yaitu Unaware dimana konsumen masih belum sadar terhadap suatu iklan atau produk yang baru saja diiklankan. Tahap yang kedua adalah Aware, ini merupakan tahap awal dimana seorang konsumen baru saja sadar akan sebuah iklan yang sedang mengiklankan sesuatu produk baru. Tahap ketiga adalah tahap Comprehend, ini merupakan tahap dimana konsumen mencoba untuk memahami sebuah iklan yang ditontonnya. Tahap keempat adalah tahan Convinced, pada tahap ini seorang konsumen mulai teryakinkan akan sebuah produk yang diiklankan tersebut. Konsumen mulai tertarik ingin mencoba produk yang diiklankan. Tahap kelima adalah tahap Action, pada tahap ini konsumen terdorong untuk membeli produk tersebut dan mencobanya secara langsung. Tahap terakhir adalah Keep Sold, ini merupakan tahap dimana seorang konsumen merasa cocok dan nyaman dengan produk yang diiklankan dan menjadi seorang konsumen loyal. Periklanan adalah kekuatan yang mendorong dan memacu konsumen ke anak tangga yang lebih tinggi. Waktu dan competitor adalah kekuatan yang mendorong konsumen ke anak tangga yang lebih rendah.



Dalam proses pembentukan kreatifitas, ternyata perlu dibutuhkan tiga hal utama, yaitu Skill berpikir kreatif, pengetahuan serta motivasi. Skill berpikir kreatif mengandung hal dimana seorang pengiklan mau berpikir out of the bos, berbagi ide dan dapat mengkombinasikannya. Hal ini merupakan hal inti yang paling penting kudu dimiliki oleh seorang pengiklan dalam menciptakan sebuah iklan. Karena tanpa berpikir kreatif, maka iklan yang diciptakan akan kurang menarik dan tampaknya akan bersifat mainstream. Juga ternyata tanpa pengetahuan yang luas, seorang pengiklan tak akan mudah menangkap apa yang akan menangkap perhatian dari penontonnya. Seorang pengiklan juga harus mengikuti trend yang sedang berkembang pada masa itu. Dan hal penting lainnya adalah seorang pengiklan harus tetap termotivasi dan memiliki keinginan dalam diri mereka untuk menjadi kreatif. Tanpa motivasi yang besar seorang pengiklan akan susah dan akan menjadi stuck dalam tugasnya untuk beriklan. Lagipula, seorang pengiklan tidak sepantasnya menganggap sebuah iklan menjadi tugas yang harus diselesaikan, mereka sebaiknya menganggap itu sebagai sesusatu yang asik untuk dikerjakan sehingga mereka tidak akan menjadikan hal tersebut sebagai beban berat.




Periklanan di Indonesia juga sudah sangat berkembang. Tidak sedikit iklan yang diciptakan telah merebut perhatian dari penontonnya. Hal ini merupakan hal yang positif sekaligus memotivasi pengiklan – pengiklan amatir untuk terus berkarya dan berusaha untuk menciptakan iklan yang lebih bagus lagi.

Rabu, 28 September 2016

IKLAN DAN KEKERASAN POLITIK



IKLAN DAN KEKERASAN POLITIK

IKLAN ADA DIMANA MANA
Iklan ada dimana mana, seakan mengikuti kemana saja kita pergi sepanjang hari. Di rumah, jalanan, pasar, kantor, dan di berbagai tempat kita selalu bertemu dengan iklan. Iklan telah mengepung kita dari berbagai penjuru dan sepanjang waktu, sehingga memungkinkan unutk mampu menembus hampir semua celah kehidupan setiap orang. Pengiklan seolah tidak akan melewatkan sejengkal tempat dan waktu untuk beriklan.

PERGESERAN FUNGSI IKLAN

Iklan tidak hanya sekedar bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen untuk membeli suatu produk. Akan tetapi lebih dari itu, iklan turut berpengaruh dalam membentuk sistem nilai, gaya hidup maupun selera budaya tertentu. Iklan tidak hanya memvisualisaikan kualitas dan atribut dari produk yang harus dijualnya, tetapi mencoba membuat bagaimana sifat atau cirri produk tersebut mempunyai arti sesuatu bagi kita.
Dalam konteks inilah iklan mendefinisikan image tentang ‘arti tertentu yang diperoleh’ ketika orang menggunakan produk tersebut.

Ada dua fungsi komunikasi dalam iklan :

·    Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk.
·        Fungsi transformational, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola-pola belanja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses dan sebagainya.

 IKLAN MEMBUAT PERSEPSI PADA KHALAYAK ( KEKERASAN POLITIK )

Contoh 1 :



Dalam iklan produk L-MEN , diiklankan bahwa lelaki yang terlihat tampan ialah pria yang memiliki tubuh tegap dan six-pack sehingga para wanita akan lebih tertarik pada lelaki yang memiliki tubuh demikian dibandingkan dengan bentuk tubuh pria pada umumnya yang cenderung biasa atau tidak gagah. Jadi dalam iklan tersebut akhirnya membentuk pandangan pada khalayak bahwa laki laki idaman yang ideal adalah laki laki yang memiliki tubuh seperti yang ada di iklan L-MEN tersebut.

Contoh 2 :




Sama halnya dengan iklan susu WRP. Dalam iklan tersebut terlihat bahwa wanita yang bertubuh langsing lah yang dianggap cantik. Pada akhirnya persepsi cantik pada setiap wanita berpatokan pada tubuh langsing seperti yang ada di iklan tersebut. Sehingga apabila tubuh seorang wanita yang mungkin tidak seindah yang ada iklan tersebut, dapat dianggap tidak ideal sebagai seorang wanita.

BAGAIMANA PARA ILMUAN MEMAHAMI IKLAN?
 Iklan adalah bentuk dari sign system yang mengatur makna dari obyek atau komoditas. Iklan juga dipandang sebagai perangkat ideologis dari kapitalisme konsumen (consumer capitalism)
·        Iklan juga dilihat sebagai tanda, yang mengatur makna yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan. Makna ideologis yang dimiliki iklan dibuat senetral mungkin, proses signifikasi (pembuatan tanda/sign) yang kemudian disebut Barthes sebagai myth


BAGAIMANA IKLAN MEMPRODUKSI IKLAN ?


Baudrillard iklan sebagai wacana yang dikodekan (coded discourse) dan melekat pada sebuah produk, tidak memiliki hubungan dengan realitas (hyperreal)

  Tanda masih bisa merepresentasikan realitas (signifikasi tingkat pertama atau denotasi). Sedangkan pada signifikasi tingkat kedua (konotasi), tanda bisa merepresentasikan sesuatu yang hanya bisa dipahami lewat situasi kultural atau sosial yang sama.

   Sementara sebagai sebuah myth, signs dalam iklan dianggap merepresentasikan pesan idelogis dari si pembuat iklan (dalam konteks ini, adalah kelas borjuis)


Ada dua aktor/fungsi, yaitu encoder-decoder/encoding-decoding. Median atau pengiklan adalah encoder yang melakukan pengkodean pesan-pesan, sesuai dengan norma-norma professional (atau estetik, dalam konteks pengiklan) dan ideology yang hendak disampaikannya. Ketika pesan-pesan tersebut dikodekan secara simbolis, khalayak memiliki kebebasan untuk melakukan decoding dari pesan-pesan tersebut.

BAGAIMANA IKLAN DITERIMA OLEH KHALAYAK ?


Melalui kode-kode dalam sebuah pesan, manusia sadar akan dirinya dan kebutuhan-kebutuhannya. Kode-kode tersebut secara hirarkis memiliki tingkatan yang digunakan untuk menandakan perbedaan-perbedaan (distinctions) dari status dan kelas.

·        Barthes berpendapat bahwa iklan memiliki berbagai makna sesuai dengan tingkat signifikasi yang dilakukan oleh khalayak. Dengan demikian makna dari pesan yang disampaikan oleh iklan menjadi sangat majemuk.


Ada tiga kemungkinan dari resepsi khalayak mengenai pesan iklan yang diterimanya, yaitu: 
·        Dominant hegemonic, apabila khalayak menafsirkan pesan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh media/pengiklan;
·        2) Negotiated, apabila khalayak mengambil posisi untuk secara terbatas (subtly) mengkontestasi makna pesan;
·        3) Oppositional, apabila khalayak mengambil posisi yang berseberangan atau menolak samasekali pesan yang disampaikan.
·        Ketiga kemungkinan proses decoding yang dilakukan khalayak dipengaruhi oleh budaya, disposisi politik, hubungan mereka terhadap jaringan kekuasan yang lebih luas dan akses terhadap teknologi media massa (radio, televisi, internet, dsb.)



MEMAHAMI IKLAN DALAM KONTEKS KEKERASAN SIMBOLIK BOURDIEU

Bagi Bourdieu, seluruh tindakan pedagogis baik itu yang diselenggarakan di rumah, sekolah, media atau dimanapun memiliki muatan kekerasan simbolik selama pelaku memiliki kuasa dalam menentukan sistem nilai atas pelaku lainnya, sebuah kekuasaan yang berakar pada relasi kuasa antara kelas-kelas dan atau kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.


Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas atau kelompok sosial tertentu
·        Arena iklan tidak hanya menjadi ajang kontestasi image simbolik produk yang ingin dipasarkan namun juga image simbolik realitas sosial secara luas


Iklan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan sistem kategorisasi, klasifikasi, dan definisi sosial tertentu sesuai dengan kepentingan kelas atau kelompok dominan.
·        Image-image simbolik yang diproduksi iklan seperti misalnya kebahagiaan, keharmonisan, kecantikan, kejantanan, gaya hidup modern pada dasarnya merupakan sistem nilai yang dimiliki kelas atau kelompok dominan yang diedukasi dan ditanamkan pada suatu kelompok masyarakat.


Proses penanaman nilai melalui iklan dapat membentuk habitus tentang sistem nilai tersebut. Sehingga iklan tidak hanya menciptakan subjek yang dapat meregulasi diri terkait konsumsi produk namun juga subjek yang dapat meregulasi diri terkait klasifikasi dunia sosial, disini kemudian terjadilah kekerasan simbolik.

\